
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Blitar menyelenggarakan workshop Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor), Ahad (24/9/2023). Acara yang berlangsung di Aula PKPRI ini bertujuan untuk meneguhkan orientasi dan kedudukan ideologi, politik, dan organisasi di Muhammadiyah.
Dalam sambutannya pada pembukaan acara, Ketua PDM Kota Blitar, Lukiarto SKM mengatakan, bahwa sangat penting bagi warga Muhammadiyah memahami apa itu Ideopolitor. Terlebih lagi, menghadapi momentum politik, ideopolitor perlu dipahami sebagai landasan dalam menentukan orientasi ke depan.
Berikutnya, Lukiarto SKM menjelaskan ada 4 hal yang harus dimaknai warga Muhammadiyah kaitannya dengan workshop ideopolitor ini.
Pertama, orang Muhammadiyah itu harus paham politik. “Karena semua kebijakan dan regulasi ditentukan oleh politik.” terang Ketua PDM Kota Blitar.
Ia memberikan studi kasus, semisal pimpinan yang dulu tidak dekat dengan penguasa (pemangku kebijakan) saat itu, mungkin RS Islam Aminah perizinannya akan terbengkalai. “Nah di situlah fungsi politik. Dan Muhammadiyah harus membaca peluang-peluang itu.” tegasnya.
Kedua, kader Muhammadiyah harus menjadi pemain di kancah perpolitikan, tidak sekedar penonton. Lebih-lebih hanya dijadikan sasaran politik (objek).
“Tidak” Kata Lukiarto. “Kader Muhammadiyah harus berkiprah mewarnai dunia perpolitikan dengan politik nilai dan spirit dakwah Muhammadiyah.”
Ketiga, pimpinan dan warga Muhammadiyah harus tetap menjalin komunikasi dengan semua lini (relasi). Membangun kekuatan dan kekuasaan. Ia menyebut, power diperlukan untuk melancarkan pergerakan dakwah persyarikatan.
Keempat, jangan pernah puas bergerak di Muhammadiyah demi tujuan pengkaderan dan pengembangan.
“Sudah saatnya, kita semua memikirkan aset dan karya apa yang harus kita wariskan untuk pengembangan Muhammadiyah dan kader-kader penerus nantinya.” sambung Lukiarto.
—
Liputan: Rozak Al-Maftuhin