Ayat yang berbunyi “Shirotolladziina an’amta ‘alaihim…” dalam surat Al-Fatihah mengindikasikan bahwa salah satu elemen penting dalam surat Al-Fatihah adalah narasi. Ayat ini merujuk kepada zaman dahulu ketika ada umat-umat yang mendahului kita. Allah telah mewajibkan berbagai syariat sebagai panduan untuk umat-umat terdahulu tersebut.
Sebagian individu memberikan kita nasihat untuk merenungkan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Kami diminta untuk mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu ini, sesuai dengan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengikuti jejak nabi-nabi sebelumnya.
Menurut Tafsir Al-Manar yang dianalisis oleh Pradana Boy ZTF, MA. Ph.D, kisah-kisah ini sebenarnya adalah contoh dan pelajaran. Poin ini diungkapkan dalam sesi Ngaji Kitab Bareng Pradana Boy ZTF, MA. Ph.D.
Dalam ayat “ghoiril maghdubi ‘alaihim wa laa adz-dzolliin,” tambahannya, Pradana Boy ZTF, MA. Ph.D, memberikan penjelasan bahwa ada dua kelompok orang yang tidak mendapat nikmat dari Allah. Kelompok pertama tersesat dari jalan Allah, sedangkan kelompok kedua melanggar batas dan menolak kebenaran meskipun mereka mengetahuinya. Mereka bahkan menentang orang-orang yang mencoba mengingatkan mereka.
Pradana Boy ZTF, MA. Ph.D, membaca Tafsir Al-Manar dan menjelaskan bahwa orang-orang ini akan mengalami kemarahan Tuhan dan kesengsaraan di dunia.
Menurutnya, keseluruhan isi Al-Quran, selain Al-Fatihah, memberikan penjelasan rinci tentang kisah-kisah terdahulu. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada umat Muhammad, menggambarkan perilaku orang-orang yang menolak kebenaran dengan arogansi, serta menggambarkan orang-orang yang tersesat.
Sebaliknya, kisah-kisah ini juga menceritakan orang-orang yang berjuang untuk menegakkan kebenaran dan bersabar dalam menjalaninya. Surat Al-Fatihah memiliki cakupan global atas topik-topik yang akan dijelaskan secara rinci dalam 113 surat selanjutnya.
Pradana Boy ZTF, MA. Ph.D, menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah basmallah (بسم الله الرحمن الرحيم) termasuk dalam ayat Al-Fatihah atau tidak. Rasyid Ridha, misalnya, tidak membahas perkara ini secara rinci. Muhammad Abduh, seorang ulama terkemuka, telah merangkum pandangannya mengenai masalah ini. Menurut Ridha, seluruh umat Islam telah sepakat bahwa basmallah berasal dari Al-Quran dan termasuk dalam ayat Surat An-Naml. Pendapat ini berbeda di surat-surat lainnya, dan para ulama memiliki berbagai pandangan.
Ibnu Katsir, seorang ulama ternama, berpendapat bahwa basmallah termasuk dalam ayat pada seluruh surat dalam Al-Quran. Di sisi lain, beberapa sarjana seperti ‘Ashim dan Isya’i dari kalangan Kuffah juga setuju dengan pandangan ini.
—
Ditulis dari Kajian Pradana Boy ZTF, MA. Ph.D
