Ustadz Ashuri Alhari Angkat Kisah Haji Wada Rasulullah

Ustadz Ashuri Alhari Angkat Kisah Haji Wada Rasulullah

Ustadz Ashuri Alhari angkat kisah haji Wada rasulullah dalam Kajian Ahad Pagi (KAP), di Masjid At Taqwa Muhammadiyah, Ahad (19/5/2024). Bagi umat Islam, kisah tersebut merupakan kisah yang mengundang kesedihan karena berkaitan dengan perpisahan nabi dengan umatnya.

Haji Wada dikenal sebagai haji perpisahan Nabi Muhammad SAW. Haji ini merupakan satu-satunya haji yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Menurut buku “Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah” karya Abdullah Haidir, Rasulullah SAW mengajak seluruh umatnya untuk bergabung dengannya dalam melaksanakan haji ini, agar mereka memahami tata cara ibadah haji yang benar sesuai dengan petunjuknya.

Dengan ditemani istri-istrinya dan putrinya Fatimah, Nabi Muhammad berangkat bersama para pengikutnya, termasuk penduduk Madinah yang bermigrasi, para sahabat, dan suku-suku yang datang ke Madinah. Nabi tiba di Mekah pada hari keempat bulan Dzulhijjah dengan lebih banyak orang yang telah bergabung dengannya sepanjang perjalanan.

Setelah tiba di Mekah, Rasulullah menuju Mina untuk bermalam. Pada 9 Dzulhijjah, Nabi Muhammad berangkat ke Arafah, melewati Muzdalifah dan bermalam di sebuah tenda di Namira yang telah didirikan sesuai permintaannya. Pada sore hari itu, Nabi Muhammad menyampaikan khutbah terakhirnya, yang dikenal sebagai khutbah perpisahan, di hadapan lebih dari 120.000 umat Muslim di lembah Arafat. Khutbah ini berisi risalah atau pesan-pesan yang menjadi petunjuk yang harus diikuti oleh umat Islam.

Saat itu, umat Islam berkumpul untuk mendengarkan khutbah sambil mengulangi perkataan Rasulullah dengan pelan. Abu Bakar As-Shiddiq, sahabat Rasulullah, merasa sedih dengan adanya haji Wada ini, karena menandakan bahwa risalah Islam telah sempurna dan Nabi Muhammad SAW akan segera menghadap Allah. Abu Bakar menangis karena menyadari bahwa waktu bersama Nabi Muhammad SAW tidak akan lama lagi.

Baca Juga :  Kajian Ramadhan IGABA: Predikat Taqwa Tidak Didapat dengan Mudah

Setelah menyampaikan khutbah, Rasulullah kembali ke Madinah. Tiga bulan setelah haji Wada, Rasulullah menghembuskan napas terakhirnya. Oleh karena itu, haji Wada sering disebut sebagai haji perpisahan. Pidato dan tindakan Rasulullah semasa hidupnya menjadi pedoman bagi umat Islam di seluruh dunia.

Perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya. Sebagai umat Rasulullah, para sahabat dan umat Muslim terus melanjutkan ajaran dan amalan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

12 Pesan Nabi Muhammad dalam Khutbah Terakhirnya di Haji Wada

Adapun kata KH Ahmad Chodri Romli dalam bukunya “Ensiklopedia Haji dan Umrah” inti dan pokok-pokok khutbah rasulullah itu 12 poin.  Berikut poin-poin dari khotbah sebagai berikut:

  1. Perlindungan Harta dan Jiwa: Sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah mulia. Kehormatan diri kalian terpelihara (haram bagi orang lain) hingga kalian menemui Tuhan. Perlindungan ini suci sebagaimana sucinya hari ini (Arafah), bulan ini (Dzulhijjah), dan negeri ini (Tanah Haram di Makkah) dan sekitarnya.
  2. Pengembalian Amanah: Barangsiapa yang memegang amanah di antara kalian, hendaknya mengembalikan amanah itu kepada pemiliknya yang berhak.
  3. Penghapusan Tradisi Jahiliyah: Ingatlah! Segala macam amalan dan tradisi jahiliyah telah berada di bawah telapak kakiku (telah kuhapus seluruhnya) yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
  4. Pengampunan Utang Darah: Tuntutan utang darah yang terjadi di zaman jahiliyah sebelum Islam telah diampuni. Tuntutan darah yang aku batalkan untuk pertama kalinya adalah darah Amir bin Rabiah bin al-Harits yang disusukan oleh Bani Sa’ad kemudian dibunuh oleh Hizail.
  5. Penghapusan Riba: Riba (rente) adalah sistem ekonomi yang diharamkan Allah dan aku memulainya dengan membatalkan riba yang akan diterima oleh pamanku sendiri, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib.
  6. Perlindungan dan Hak-Hak Wanita: Bertawakallah kepada Allah SWT dalam hal berkaitan dengan urusan wanita. Sesungguhnya kalian telah mengambil mereka sebagai amanat dari Allah SWT dan mereka telah dihalalkan buat kalian dengan kalimat Allah. Istri-istri kalian mempunyai hak terhadap kalian, sebagaimana juga kalian mempunyai hak terhadap mereka. Hanya kalian yang diperkenankan tidur bersama mereka dan menyentuh ranjangnya. Mereka tidak boleh memasukkan seseorang yang tidak kalian sukai ke rumah kalian, kecuali atas izin kalian.
  7. Persaudaraan di Antara Mukmin: Semua orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, tidak halal bagi seorang mukmin mengambil harta orang lain kecuali setelah mendapat izin dari pemiliknya.
  8. Peninggalan Rasulullah: Sepeninggalku, janganlah kalian menjadi kafir lagi, di mana sebagian di antara kalian memerangi sebagian yang lain. Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka yang jika kalian tetap berpegang teguh pada keduanya, kalian tidak akan pernah sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (hadis).
  9. Kewajiban Beribadah: Sesungguhnya setelah aku, tidak ada lagi nabi, dan sesudah kalian, tidak ada lagi umat seperti kalian. Oleh sebab itu, aku berpesan kepada kalian agar tetap menyembah Allah SWT, Tuhan kalian, mendirikan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, membayar zakat dengan ikhlas, dan mengerjakan haji di Baitullah, niscaya kalian akan masuk surga.
  10. Kesetaraan Manusia: Tuhan kalian adalah satu, Yang Maha Esa, dan nenek moyang kalian juga satu, karena kalian berasal dari Adam dan Adam diciptakan dari tanah. Orang yang paling baik atau mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa kepada Allah. Tidak ada keistimewaan bagi orang Arab atau bangsa non-Arab (Ajam), kecuali dengan takwa.
  11. Hak Penerima Waris: Allah telah menentukan dan menetapkan hak menerima pusaka bagi keluarga yang meninggal dunia. Oleh karena itu, tidak boleh ada wasiat bagi penerima waris. Sesungguhnya laknat Allah bagi seorang yang mengakui (menisbatkan) diri kepada yang bukan bapaknya, juga laknat dari malaikat dan seluruh manusia.
  12. Kemudian pada waktunya kelak, kamu semua akan ditanya tentang aku Apa jawaban kalian?
Baca Juga :  Naik Kereta Mini, KLL Kepanjenkidul Ajak Anak Yatim Beli Baju Lebaran

Dengan gemuruh kata KH Ahmad jamaah serentak menjawab.

“Kami bersaksi bahwa engkau Ya Rasulullah SAW menyampaikan dan menyempurnakannya risalahmu.”

Kemudian baginda Rasulullah SAW mengangkat tangannya ke langit Seraya berseru. “Ya Allah saksikanlah!”

Rasulullah SAW. 3 kali mengulangi ucapan itu. Dan yang menarik adalah sikap rabiah bin Umayyah bin Khalaf yang senantiasa mengulangi setiap ucapan Rasulullah SAW dengan suaranya yang lantang.

KH Ahmad mengatakan, tulisannya ini diambil dari kitab “Fiqhus Sunnah Subulus Salam, Makkah al-Mukaromah, dan Napak Tilas Perjalanan Haji Rasulullah SAW.”

Sumber: Republika

 

Bagikan ke:

Recommended For You

About the Author: Majelis Pustaka dan Informasi

Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) merupakan Badan Pembantu Pimpinan yang membidangi informasi, publikasi, dan digitalisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Blitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *