
Di pertengahan bulan Ramadhan 1445 H, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur menggelar kegiatan Syiar Ramadhan yang diadakan pada Jumat (29/03/2024).
Kegiatan yang mengusung tema “Inspirasi Ramadhan, Perempuan Suluh Perdamaian” ini diadakan di kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Kertomenggal Surabaya.
Syiar Ramadhan yang diisi dengan kegiatan sarasehan kader, kajian Ramadhan dan buka bersama ini dihadiri oleh perwakilan dari Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) yang ada di wilayah Jawa Timur.
Dalam pembukaan Dr. H Muhammad Sholihin Fanani selaku wakil ketua PWM Jawa Timur memberikan pesan kepada seluruh kader Nasyiah yang hadir untuk memahami 5 kekuatan Muhammadiyah. Dengan demikian mampu menerjemahkan dan mengaktualisasikan dengan benar.
Prinsip Gerakan
Kekuatan Muhammadiyah yang pertama adalah prinsip gerakan. Muhammadiyah memiliki prinsip gerakan Tajdid (pembaharuan) dan Tajrid (pemurnian).
Setiap kader Nasyiah wajib untuk memahami prinsip gerakan Muhammadiyah yang senantiasa bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan demikian pondasi dalam beramar ma’ruf nahi mungkar dapat lebih kuat.
Militansi Penggerak
Militansi kader harus selalu dikokohkan. Kader yang militan akan menjadi ujung tombak setiap organisasi. Menguatkan para penggerak ini penting untuk dilakukan guna menghindari kader yang lemah. Bila ini diabaikan, alih alih muncul kader militan, yang terjadi justru munculnya kader ‘meletan’ (mudah menolak).
Laki-laki yang akrab disapa Ayahanda Fanani ini memberikan pesan, “Uruslah urusan orang lain, maka urusan kita akan diurusi Allah” (Tentunya dalam konotasi positif dan kebermanfaatan). Kesuksesan dalam berorganisasi adalah apabila kader mampu terlibat menyelesaikan problematika organisasi.
Sistem Organisasi
Sistem organisasi Muhammadiyah itu memiliki sistem yang jelas dan sistematis. Dengan kekuatan inilah, kader Nasyiah bisa menjadikan ini sebagai semangat untuk melaksanakan sistem organisasi yang juga sistematis.
Kiprah Dakwah
Kader Nasyiatul Aisyiyah haruslah melahirkan mubalighat yang mencerahkan masyarakat. Mubalighat muda Muhammadiyah ini harus menyentuh semua target dakwah.
Sebagaimana diketahui bahwa ada dua macam umat yang perlu didakwahi yaitu umat dakwah dan juga umat ijabah. Maka setiap kader Nasyiah harus bisa menjadi mubaligh atau penyampai pesan Islam yang berkiprah.
Eksistensi Amal Usaha
Problematika yang ada di masyarakat yang perlu diberikan solusi adalah masih tingginya angka kemiskinan. Untuk itulah peran eksistensi Amal Usaha Muhammadiyah memiliki urgensi yang besar.
Nasyiatul Aisyiyah diharapkan mampu menjadi kepanjangan tangan untuk menerjemahkan kekuatan Muhammadiyah ini menjadi lebih konkret di masyarakat.
—
Liputan: Dzun Nuraini
Editor: Majelis Pustaka dan Informasi